Menurutnya isu yang muncul saat ini merupakan tanggung jawabnya pemerintah agar nantinya jamaah tidak ada lagi keraguan terkait boleh tidaknya berangkat,” katanya. Dia berharap jangan sampai jamaah ragu atas boleh dan tidaknya berangkat, untuk itu ini merupakan domain pemerintah untuk segera menindak-lanjuti.
Meskipun masyarakat juga harus ikut membantu kelancaran itu agar penyelenggaraan umrah dan haji tidak menimbulkan keresahan. “Sejauh ini pemerintah telah melakukan upaya pencegahan itu dengan cara termasuk imunisasi dan vaksinasi meningitis,” katanya.
Secara terpisah, Kementerian Agama dilaporkan telah mengevaluasi percepatan haji untuk calon haji manula yang berusia di atas 80 tahun sebagai langkah antisipasi penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS), pada musim haji 2014.
“Percepatan haji Lansia ditinjau ulang,” kata Dirjen Pengelolaan Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu di Batam, Rabu (21/5/2014) seperti dikutip Antara. Kebijakan itu dibuat agar para manula yang dianggap rentan berbagai penyakit tidak tertular virus mematikan.
Selain itu, pemerintah juga akan memberikan berbagai perlengkapan kesehatan dan kebersihan kepada calon haji agar terhindar MERS. “Kami akan melengkapi sarana kesehatan, seperti masker, sarung tangan, sampai tisyu Arafah, tisyu ini tidak mengandung sabun. Perlengkapan ini diberikan gratis saat calon haji masih berada di embarkasi,” kata dia.
Dengan berbagai perlengkapan kebersihan itu, maka diharapkan calon haji dapat menjaga kebersihan selama menunaikan ibadah haji. Pemerintah juga akan melaksanakan pelatihan menjaga kebersihan kepada calon haji sewaktu masih ada di embarkasi.
Sementara itu, untuk pelaksanaan ibadah umrah, ia mengatakan pemerintah mempermudah imunisasi meningitis agar terhindar dari penyakit. “Peserta umrah usia di bawah 12 tahun atau di atas 65 tahun agar meningkatkan kewaspadaan. Syukur kalau tidak berangkat, karena ini sifatnya hanya saran,” kata Anggito.